Manajemen Aksi Pergerakan Mahasiswa
Aksi
Massa adalah berhimpun dan bergeraknya sebuah komunitas sosial yang disebabkan
oleh adanya wacana politik tertentu yang bisa dipahami secara rasional dan atau
emosiaonal. Aksi Pergerakan mahasiswa adalah aksi massa yang yang digerakkan
oleh para aktifis mahasiswa melalui LPM ( Lembaga Pergerakan Mahasiswa ) yang
menjadikan WPM ( Wacana Pergerakan Mahasiswa ) sebagai platform gerakan . Apa yang sering dilakukan oleh aktifis
pergerakan mahasiswa disebut aksi kolektif ( collective action ). Aksi Kolektif
adalah aksi spesifik yang dilakukan oleh beberapa orang dengan berorientasi
terhadap tujuan khusus yang melibatkan perubahan sosial.
Tak
sedikit seseorang yang merasa ngeri dengan istilah demonstrasi karena selama
ini demonstrasi identik dengan kekerasan. Salah satu contohnya ialah
Demonstrasi Mahasiswa Universitas Muslim Indonesia di Makassar. Demonstrasi
tersebut menjadi perhatian masyarakat luas dikarenakan ada kekerasan yang
terjadi , dimana mahasiswa menyandera polisi dan menuntut teman mereka yang
telah ditangkap polisi untuk dibebaskan. Namun, polisi justru menanggapi dengan
menyerang ke kampus dan melakukan tindakan-tindakan anarkis terhadap
mahasiswa,bahkan sampai menggunakan peluru timah.
Contoh
lainnya ialah yang terjadi pada tahun 1998. Pada tahun 1998 terjadi demonstrasi
besar-besaran yang dilakukan oleh mahasiswa dan masyarakat untuk meruntuhkan
Orde Baru dan mengusung Orde Reformasi. Sejarah mencatat momentum tersebut
diwarnai dengan anarkisme,luka-luka , darah , air mata , bahkan korban nyawa
para demonstran mahasiswa.
Realitas
seperti itu menjadikan tak sedikit masyarakat yang anti dengan demokrasi. Orang
tua biasanya melarang anak-anaknya untuk terlibat dalam demonstrasi karena
mereka khawatir demonstrasi yang dilakukan berakhir dengan kerusuhan.
Konstitusional Nir-kekerasan
Dengan menurunnya citra demonstrasi dikalangan masyarakat,
maka semain banyak mahasiswa yang mendapatkan antipasti dari masyarakat. Pada
dasarnya paradigma perubahan yang dihusung para aktifis pergerakan mahasiswa
adalah konstitusional nir-kekerasan. Konstitusional berarti perubahan yang
dituntut dan dilakukan pergerakan mahasiswa tetap menghormati dan menghargai
konstitusi derta perundang-undangan yang ada. Dalam aplikasinya pun diusahakan
memenuhi proses dan mekanisme legal formal kenegaraan. Nir-kekerasan berarti
metode perubahan sosial dilakukan dengan cara-cara tanpa kekerasan.
Berkaitan dengan aksi kolektif (collective
action) tanpa kekerasan dalam The Politics of Nonviolent Action (1980) , Gene
Sharp mencatat ada sekitar 198 metode aksi nir-kekerasan (tanpa kekerasan) yang
berhasil dihimpun dari sejarah gerakan politik berbagai belahan dunia. Sharp
yang dijuluki sebagai ‘ Machiavelli nir-kekerasn ‘itu – menolak anggapan bahwa
metode nir-kekerasan Gandhi tidak efektif untuk gerakan perubahan praktis dalam
gersakan perubahan politik.
Dari
berbagai macam metode aksi, Sharp membagi ke dalam tiga bagian besar menurut
derajat intensitasnya :
- Protes, demosntrasi dan persuasi
- Nonkooperasi ekonomi, sosial, politik
- Intervensi tanpa kekerasan
Ketika dengan protes,
demonstrasi dan persuasi sudah berhasil, metode nonkooperasi tidak
dipergunakan. Metode intervasi dipakai hanya sebagai senjata pamungkkas ketika
protes,persuasi dan nonkooperasi tidak berhasil.
Metode pertama adalah
penyampaian tuntutan dengan jalan komunikasi public agar penguasa
menanggapinya. Terdapat sekitar 54 metode ,diantaranya ialah
deklarasi,petisi,slogan,poster,rama,musik dan parade.
Metode nonkooperasi adalah aksi nir-kekerasan dengan cara
tidak mau kerjasama dengan rezim/ memutus hubungan dengan rezim. Sekitar 103
macam metode nonkooperasi diantaranya ialah boikot, menolak mendukung, mogok
dan lain-lain.
Metode intervasi diambil ketika kedua metode diatas tidak
berjalan. Metode ini adalah dengan menekan secara pskologi dan fisik tanpa
kekerasan kepada pihak lawan atau penguasa. Terdapat sekitar 41 macam aksi
masuk,diantaranya ialah puasa , mogok
makan, menduduki tempat strategis, blockade tempat symbol penindasan dan
lain-lain.
Beberapa aksi kolektif membentuk kampanye kolektif dan
beberapa kampanye kolektif membentuk gerakan sosial. Pamela Oliver (1989)
menyatakan bahwa gerakan sosial dapat dicirikan dari : jenis reaksinya,
orang-orag yang melakukan gerakan sosial , hal yang ingin diubah dan tujuannya.
Ditinjau
dari jenis aksinya, aksi kolektif dapat berupa :
1.civil action (yaitu dengan berbicara dengan petugas , melakukan kampanye
melalui penulisan surat, penyelenggaraan konferensi pers)
2. protest
action (yaitu demonstrasi atau long march)
3.obstruction action (yaitu seperti aksi sabotase )
4.violent action ( yaitu kerusuhan dan terorisme )
Pergerakan
mahasiswa seharusnya menghindari bentuk-bentuk violent action yang dilakukan
dengan kekerasan,anarkis,kekerasan kerusuhan dan terror publik. Aksi-aksi
anarkis seperti inilah yang mencederai citra pergerakannya mahasiswa sebagai
pergerakan moral dan intelektual. Maka wajar jika masyarakat kemudian menjadi
antipasti terhadap pergerakan mahasiswa.
#PKMFMIPA2019
#FMIPAMelesat
#IntegritasTanpaBatas
#PKMFMIPA2019
#FMIPAMelesat
#IntegritasTanpaBatas