Minggu, 31 Maret 2019

Manajemen Aksi Pergerakan Mahasiswa

Aksi Massa adalah berhimpun dan bergeraknya sebuah komunitas sosial yang disebabkan oleh adanya wacana politik tertentu yang bisa dipahami secara rasional dan atau emosiaonal. Aksi Pergerakan mahasiswa adalah aksi massa yang yang digerakkan oleh para aktifis mahasiswa melalui LPM ( Lembaga Pergerakan Mahasiswa ) yang menjadikan WPM ( Wacana Pergerakan Mahasiswa ) sebagai platform gerakan . Apa yang sering dilakukan oleh aktifis pergerakan mahasiswa disebut aksi kolektif ( collective action ). Aksi Kolektif adalah aksi spesifik yang dilakukan oleh beberapa orang dengan berorientasi terhadap tujuan khusus yang melibatkan perubahan sosial.
Tak sedikit seseorang yang merasa ngeri dengan istilah demonstrasi karena selama ini demonstrasi identik dengan kekerasan. Salah satu contohnya ialah Demonstrasi Mahasiswa Universitas Muslim Indonesia di Makassar. Demonstrasi tersebut menjadi perhatian masyarakat luas dikarenakan ada kekerasan yang terjadi , dimana mahasiswa menyandera polisi dan menuntut teman mereka yang telah ditangkap polisi untuk dibebaskan. Namun, polisi justru menanggapi dengan menyerang ke kampus dan melakukan tindakan-tindakan anarkis terhadap mahasiswa,bahkan sampai menggunakan peluru timah.
Contoh lainnya ialah yang terjadi pada tahun 1998. Pada tahun 1998 terjadi demonstrasi besar-besaran yang dilakukan oleh mahasiswa dan masyarakat untuk meruntuhkan Orde Baru dan mengusung Orde Reformasi. Sejarah mencatat momentum tersebut diwarnai dengan anarkisme,luka-luka , darah , air mata , bahkan korban nyawa para demonstran mahasiswa.
Realitas seperti itu menjadikan tak sedikit masyarakat yang anti dengan demokrasi. Orang tua biasanya melarang anak-anaknya untuk terlibat dalam demonstrasi karena mereka khawatir demonstrasi yang dilakukan berakhir dengan kerusuhan.
Konstitusional Nir-kekerasan 
            Dengan menurunnya citra demonstrasi dikalangan masyarakat, maka semain banyak mahasiswa yang mendapatkan antipasti dari masyarakat. Pada dasarnya paradigma perubahan yang dihusung para aktifis pergerakan mahasiswa adalah konstitusional nir-kekerasan. Konstitusional berarti perubahan yang dituntut dan dilakukan pergerakan mahasiswa tetap menghormati dan menghargai konstitusi derta perundang-undangan yang ada. Dalam aplikasinya pun diusahakan memenuhi proses dan mekanisme legal formal kenegaraan. Nir-kekerasan berarti metode perubahan sosial dilakukan dengan cara-cara tanpa kekerasan.
 Berkaitan dengan aksi kolektif (collective action) tanpa kekerasan dalam The Politics of Nonviolent Action (1980) , Gene Sharp mencatat ada sekitar 198 metode aksi nir-kekerasan (tanpa kekerasan) yang berhasil dihimpun dari sejarah gerakan politik berbagai belahan dunia. Sharp yang dijuluki sebagai ‘ Machiavelli nir-kekerasn ‘itu – menolak anggapan bahwa metode nir-kekerasan Gandhi tidak efektif untuk gerakan perubahan praktis dalam gersakan perubahan politik.
Dari berbagai macam metode aksi, Sharp membagi ke dalam tiga bagian besar menurut derajat intensitasnya :
  1.   Protes, demosntrasi dan persuasi
  2.  Nonkooperasi ekonomi, sosial, politik
  3.  Intervensi tanpa kekerasan
 Ketika dengan protes, demonstrasi dan persuasi sudah berhasil, metode nonkooperasi tidak dipergunakan. Metode intervasi dipakai hanya sebagai senjata pamungkkas ketika protes,persuasi dan nonkooperasi tidak berhasil.
 Metode pertama adalah penyampaian tuntutan dengan jalan komunikasi public agar penguasa menanggapinya. Terdapat sekitar 54 metode ,diantaranya ialah deklarasi,petisi,slogan,poster,rama,musik dan parade.
Metode nonkooperasi adalah aksi nir-kekerasan dengan cara tidak mau kerjasama dengan rezim/ memutus hubungan dengan rezim. Sekitar 103 macam metode nonkooperasi diantaranya ialah boikot, menolak mendukung, mogok dan lain-lain.
Metode intervasi diambil ketika kedua metode diatas tidak berjalan. Metode ini adalah dengan menekan secara pskologi dan fisik tanpa kekerasan kepada pihak lawan atau penguasa. Terdapat sekitar 41 macam aksi masuk,diantaranya ialah  puasa , mogok makan, menduduki tempat strategis, blockade tempat symbol penindasan dan lain-lain.
Beberapa aksi kolektif membentuk kampanye kolektif dan beberapa kampanye kolektif membentuk gerakan sosial. Pamela Oliver (1989) menyatakan bahwa gerakan sosial dapat dicirikan dari : jenis reaksinya, orang-orag yang melakukan gerakan sosial , hal yang ingin diubah dan tujuannya.
Ditinjau dari jenis aksinya, aksi kolektif dapat berupa :
1.civil action (yaitu dengan berbicara dengan petugas , melakukan kampanye melalui penulisan surat, penyelenggaraan konferensi pers)
2. protest action (yaitu demonstrasi atau long march)
3.obstruction action (yaitu seperti aksi sabotase ) 
4.violent action ( yaitu kerusuhan dan terorisme )
         Pergerakan mahasiswa seharusnya menghindari bentuk-bentuk violent action yang dilakukan dengan kekerasan,anarkis,kekerasan kerusuhan dan terror publik. Aksi-aksi anarkis seperti inilah yang mencederai citra pergerakannya mahasiswa sebagai pergerakan moral dan intelektual. Maka wajar jika masyarakat kemudian menjadi antipasti terhadap pergerakan mahasiswa. 

#PKMFMIPA2019
#FMIPAMelesat
#IntegritasTanpaBatas
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar